Diduga menyebarkan informasi hoax dan fitnah, warga dijember di luruk massa

Tintapedia.com – Ratusan massa yang terdiri dari walisantri, alumni dan simpatisan sebuah pondok pesantren di Kabupaten Jember, mendatangi dan mendemo salah satu warga yang diduga menyebarkan informasi hoax dan memfitnah Lembaga pesantren Nurul Chotib Al Qodiri Di Desa Wringinagung Kecamatan Jombang Kabupaten Jember, Sabtu (19/11/2022).

Kedatangan massa ini untuk mengklarifikasi sekaligus memberikan shock terapi kepada warga berinisial A-S, yang ditengarai memberikan informasi hoax dan fitnah kepada beberapa oknum wartawan yang kemudian melakukan intimidasi kepada Kepala Sekolah SMK Nurul Chotib.

Awal mula kejadian ini, terjadi saat hari kamis (17/11/2022) di waktu pembagian dana PIP ( Program Indonesia Pintar) di sekolah tersebut. Kemudian ada empat oknum wartawan yang masuk ke ruang kepala sekolah, kemudian mengintimidasi kepala sekolah bernama Siti Maimunah.

“Saya tidak tahu mas, tau tau masuk ruangan saya empat orang mengaku wartawan, kemudian mengintimidasi saya untuk membagikan langsung dana PIP kepada siswa atau santri. Karena saya takut, ya saya bagikan saja, ” Kata Kepala Sekolah Smk Nurul Chotib Siti Maimunah saat diwawancarai Kuasarakyat.com di lokasi aksi.

Disisi lain, kepala sekolah mengatakan aksi yang dilakukan oleh empat orang yang mengaku wartawan tersebut mengintimidasi kepala sekolah untuk memberikan dana PIP, melanggar aturan Pondok pesantren yang melarang santri membawa uang.

” Ya saya ditekan mas, suruh membagikan dana PIP tersebut, karena sudah banyak yang kembali ke pondok, saya bagikan delapan orang saja, ” ungkap Siti Maimunah.

Pasca dibagikan dana PIP tersebut, sehari setelahnya ditarik kembali untuk dibagikan ke wali santri, dan hasilnya ada empat orang santri yang memakai uang tersebut untuk keperluan di luar pendidikan.

“Uangnya sudah dipakai mas, ada yang bayar hutang, ada yang dibuat beli hape mas. Saya merasa bersalah karena dana itu dititipkan untuk pembiayaan pendidikan mereka, ” Ungkap Siti dengan nada lirih.

Sementara itu wali santri saddam, kelas 12 smk Nurul Chotib, ahmad thohir mengatakan bahwa memang setiap pencairan dana PIP wali santri di rapatkan untuk menerima dana tersebut. Karena Santri tidak diperkenankan membawa uang di dalam pondok pesantren.

“Saya juga kaget mas, ada hal seperti itu. Wong biasanya juga saya menerima langsung, bukan anak saya. Saya hanya buruh tani, dana tersebut saya gunakan untuk pembiayaan sekolah anak saya, ” kata Thohir.

Ketua IKSAN ( Ikatan Keluarga Santri dan Alumni Nurul Chotib) Abdul Adim mengatakan mengecam keras tindakan yang dilakukan beberapa oknum tersebut. Dirinya dan ratusan massa meminta warga yang memberikan informasi hoax kepada media tersebut, meminta maaf secara lisan maupun tertulis.

“Saya kecewa, atas tindakan yang dilakukan oleh beberapa oknum wartawan dan satu warga yang memberikan informasi hoax dan fitnah kepada pondok pesantren kami. Kami menunggu itikad baik dari warga tersebut dua kali dua puluh empat jam, ” Kata Adhim.

Aksi demo ini berjalan dengan pengawalan ketat aparat kepolisian setempat. Guna menghindari hal hal yang bersifat anarkis. (Gusti)

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar